Kabag sumber daya alam Setda Tebo, Heru Purnomo/foto: redaksiduasatu
TEBOJAMBI,DUASATU.NET- Pasca operasi pasar (OP) liquid petroleum gas (LPG) subsidi 3Kg/gas melon, oleh pemerintah kabupaten (Pemkab) Tebo di beberapa Kecamatan tidak efektif dan susah dicari, adapun harganya seperti di Tebo Tengah bisa Rp30 ribu/tabung.
Menanggapi hal ini Kabag SDA pada Setda Tebo Heru Purnomo berujar, dari hasil rapat kami beberapa hari lalu ada keterlambatan distribusi, bukan langka, barangnya ada karena ada efek panik pasar, biasa ibu rumah tangga (IRT) cuma bawa satu karena ada operasi pasar (OP) dia beli tiga tabung.
" Kemarin terkonfirmasi dari agen ada kemacetan di daerah Bayung lencir yang membawa liquid untuk pengisian stasiun bulk elpiji (SPBE) seharusnya jadwalnya normal, itu ada penundaan pengisian,"ungkap Heru, Selasa 4 Maret 2025.
Selain itu kata Heru, adanya kebijakan untuk drop distribusi gas di tanggal merah mulai Januari kemarin tidak di hitung hari kerja, secara teknis seperti itu kendala kita hadapi di hulunya.
" Memang kondisi di pasar seperti di Kec Rimbo Ulu ujar Heru ada yang jual Rp28 ribu/tabung stoknya ada, kalau di Kec Rimbo Bujang, di pengecer tumpukan puluhan tabung gas belum di ambil pangkalan.
Menurut Heru, OP Disprindagkop tidak efektif harus dievaluasi,lebih bagus gas langsung di drop ke pangkalan karena bagian dari bisnis agen-agen yang ada di Kab Tebo dan binaannya. "Jadi masyarakat beli dipangkalan, dibatasi sesuai harga eceran tertinggi (HET), "katanya.
" Sekarang yang terpenting ialah untuk menormalkan distribusi LPG, terutama ditanggal merah bisa di percepat pendistribusiannya agar kembali normal," tutup Heru Purnomo. (ARD)
